APLIKASI USES AND GRATIFICATION THEORY,AGENDA SETTING THEORY, ANALISIS ISI DAN EKOLOGI MEDIA DALAM RISET
Siti
Noer Tyas Tuti
135120218113004
Program
Studi Ilmu Komunikasi 4
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
Brawijaya
1. APLIKASI
USES AND GRATIFICATION THEORY,AGENDA SETTING THEORY, ANALISIS ISI DAN
EKOLOGI MEDIA DALAM RISET
1.1
Uses and Gratifications Theory
Teori
ini menjelaskan bahwa khalayak dalam menggunakan media mempunyai tujuan
tertentu, bersifat aktif sekaligus diskriminatif. Sebagai konsumen dari media,
khalayak mengetahui kapan dan bagaimana aktif atau kurang aktif dalam menggunakan
media serta mengetahui konsekuensi dari penggunakan media (Morissan, 2013, h.
509).
Kriyantono
(2012, h. 207-208 ) menjelaskan bahwa riset Uses
and Gratification berangkat dari
pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan
memengaruhi khalayak. Dalam penggunaan media massa khalayak mempunyai motif-motif
tertentu, ketika media dapat memenuhi kebutuhan dari khalayak, maka media
tersebut dapat dikatan sebagai media yang efektif. (Kriyantono, 2012, h. 208).
Sedangkan konsep
dalam mengukur tingkat kepuasan khalayak yaitu: GS (Gratification Sought) dan GO (Gratification
Obtained). GS (Gratification Sought)
adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan ketika mengkonsumsi suatu jenis media
tertentu (radio, tv atau kankoran). Sedangkan GO (Gratification Obtained) adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh
seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (Palmgreen, 1985,
h.27 dalam Kriyantono. 2012, h. 210-211).
Contoh
riset Uses and Gratifications :
- Perbedaan Kepuasan Pengguna Internet
Pada Situs Liputan6.com dan
Seputarindonesia.com di Sidoarjo
- Motif Pengguna Jejaring Sosial Google di
Indonesia
1.2
Agenda Setting Theory
Teori
ini menjelaskan tentang hubungan yang kuat tentang berita yang disampaikan
media dengan isu-isu yang dianggap penting oleh khalayak (Morissan, 2013, h.
494). Dalam hal ini media memiliki potensi untuk mengarahkan dan mengontrol
khalayak serta dapat menjangkau khalayak secara masif, serempak dan tepat
dengan cara tertentu. Dengan demikian media mempunyai celah dalam membangun dan
merusak (Sujoko, 2015, dalam catatan perkuliahan).
Morissan
(2013, h. 498) mengutip Rogers dan Dearing mengatakan bahwa agenda setting
merupakan proses linear yang terdiri atas tiga tahap agenda media, agenda
publik, dan agenda kebijakan. Bagian pertama adalah penetapan “agenda media” (media agenda) yaitu penentuan prioritas
isu oleh media massa. Kedua, media agenda
dalam cara tertentu akan memengaruhi atau berinteraksi dengan apa yang menjadi
pikiran publik, maka interaksi tersebut akan menghasilkan”agenda publik” (public agenda).
Kriyantono
(2012, h. 225) menjelaskan bahwa, pada awal perkembangannya, riset agenda setting lebih banyak murni kuantitatif.
Konsep-konsep seperti agenda media dan agenda publik, dalam tradisi kuantitatif
dioperasionalkan sebagai susunan urutan isu-isu yang diberitakan media massa
dan susunan isu-isu yang dianggap penting di masyarakat, sehingga bisa diukur
secara kuantitatif. Namun dalam perkembangannya, agenda setting digabung dan dilengkapi dengan studi kualitatif, baik
sebagai pelengkap studi awal, analisis prosesnya maupun efek kelanjutan.
Dari penjelasan
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tiga tahap agenda dalam agenda setting saling berhubungan dan
mempengaruhi satu sama lain. Oleh sebab itu dalam melakukan riset harus
mengkaji ketiga hal tersebut.
Contoh
riset dalam agenda setting :
Pengaruh Pemberitaan Jawa Pos Terhadap
Pembacanya
1.3
Analisis
Isi
Kriyantono
(2012, h.232-233) mengutip Budd (1967) menjelaskan bahwa analisis isi adalah
suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau
suatu alat untuk menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari
komunikator yang dipilih. Terdapat beberapa manfaat atau tujuan dalam
penggunaan analisis isi.
Berikut
tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi menurut McQuail dalam
buku Mass Communication Theory (2000,
h. 305) :
-
Mendiskripsikan dan membuat perbandingan
terhadap isi media
-
Menbuat perpandingan antara isi media
dengan realitas sosial
-
Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai
sosial dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat
-
Mengetahui fungsi dan efek media
-
Mengevaluasi media performance
-
Mengetahui apakah ada bias media
(Kriyantono, 2012, h. 233-234).
Contoh riset analisis isi : Analisis
Isi Berita Harian Jawa Pos
1.4
Ekologi
Media (Teori Niche)
Teori ini digunakan untuk riset dalam mengukur
persaingan atau kompetisi antarmedia massa, mulai dari surat kabar, radio
maupun televisi. Menurut teori ini mahluk hidup membutuhkan penunjang untuk
keberlangsungan hidupnya. Bila dihubungkan dengan media, media juga membutuhkan
penunjang untuk keberlangsungan hidupnya. Sama seperti mahluk hidup, media juga
melakukan interaksi, dari interaksi tersebut maka muncul persaingan antar media
(Kriyantono, 2012, h. 276).
Menurut Levin (Sendjaya, 1997, h. 34),
sifat interaksi tersebut tergantung pada tiga faktor : Pertama Niche Breadth adalah ruang sumber
kehidupan yang ditempati masing-masing individu. Kedua, Niche Overlap adalah Penggunaan sumber penunjang kehidupan yang
sama dan terbatas oleh dua belah pihak atau lebih. Dan ketiga, jumlah seluruh
sumber daya yang dapat digunakan oleh seluruh populasi (Kriyantono, 2012, h.
276).
Dengan demikian persaingan antar media
pada dasarnya memperebutkan ketiga sumber daya tersebut. Untuk mengukur tingkat
persaingan terhadap sumber penunjang berupa iklan dan isi pesan, peneliti
menggunakan analisis isi terlebih dahulu. Sedangkan untuk mengukur persaingan
antar media dalam memperebutkan sumber penunjang berupa khalayak maka digunakan
metode survei (Kriyantono, 2012, h. 277).
Contoh riset ekologi
media :
Bagaimana persaingan
antara Koran Lokal dalam memperebutkan khalayak?
2.
PERTANYAAN
:
APAKAH
TEORI – TEORI TERSEBUT HANYA BISA DITERAPKAN DALAM KOMUNIKASI MASSA ?
Jawaban : TIDAK
Alasan :
Diketahui bahwa bidang komunikasi meliputi berbagai
hal diantaranya media massa (jurnalistik, broadcasting), periklanan, komunikasi
pemasaran, dan perilaku konsumen. Namun, bukan berarti bersifat mutual exclusife (terpisah secara jelas)
(Kriyantono, 2012, h.203). Teori uses and
gratification, agenda setting , analisis isi dan ekologi media merupakan
kajian-kajian teori yang terdapat dalam komunikasi massa. Akan tetapi teori
tersebut dapat diterapkan pada kajian public
relations.
Seseorang dapat melakukan riset motif dan kepuasan
menonton televisi pada khalayak luas dengan menerapkan model uses and gratification. Namun riset ini
juga dapat dilakukan oleh manajer public
relations untuk mengetahui motif dan kepuasan karyawan dalam membaca
buletin yang diterbitkan oleh perusahaan. Metode analisis isi bisa di
implementasikan untuk menganalisis media masa dan juga dapat digunakan untuk
menganalisis pidato, isi iklan atau isi buletin perusahaan (Kriyantono, 2012,
h. 203). Bahkan, menurut Kriyantono (2012, h. 235) analisis isi sangat
bermanfaat bagi praktisi humas. Humas bisa mengukur opini publik dengan cara
melihat bagaimana kecenderungan pemberitaan media terhadap perusahaan,
bagaimana publisitas yang diperoleh dari media, dan bagaimana opini publik yang
ditulis di media (misalnya, melalui analisis isi surat pembaca).
DAFTAR
PUSTAKA
Morissan.
2013. Teori Komunikasi : Individu Hingga
Massa. Jakarta: Kencana
Kriyantono,
Rachmat. 2012. Teknik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta: Kencana
Komentar
Posting Komentar