FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI Pemikian dalam kehidupan



ETIKA DAN FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI
Dosen Pengampu : Rachmat Kriyantono, Ph.D


ULANGAN TENGAH SEMESTER


Oleh :
Siti Noer Tyas Tuti                 135120218113004


ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
1.1              RUMUSAN MASALAH

1.      Jelaskan pandangan filsafat tentang elemen das wollen, das sein dan das sollen dan bagaimana ilmu komunikasi bisa mencapai elemen tersebut? Contoh!
Saat ini, apakah proses komunikasi sudah mengarah terwujudnya das sollen dimasyarakat kita? Berikan penjelasan anda dengan memberikan contoh salah satu materi komunikasi !
2.      Bagaimana cara ilmu komunikasi mewujudkan harmoni di masyarakat?
3.      Apa fungsi pedoman perilaku bagi pencinta ilmu komunikasi ?
4.      Jelaskan disertai contoh keseluruhan proses komunikasi yang membentuk wajah dunia komunikasi dan jelaskan masing-masing elemen tersebut dalam menggapai harmoni !
5.      Sebagai ilmuwan komunikasi, bagaimana sifat filsafati yang harus anda miliki? Jelaskan disertai contoh dalam keseharian anda !
6.      Mengapa berpikir disebut sebagai dasar komunikasi harmoni ?
7.      Jelaskan dan beri contoh produk-produk media yang tidak menuju harmoni! Beri contoh dengan melakukan analisis isi terhadap produk media, seperti surat kabar atau TV!
8.      Jelaskan bagaimana penerapan 3 kriteria kebenaran dalam praktik :
a.       Jurnalistik yaitu dalam proses mencari, menulis dan menyebarkan berita.
b.      Public relations, yaitu dalam menyusun program kampanye.
c.       Komunikasi pemasaran, yaitu dalam strategi periklanan.

1.2              PEMBAHASAN
1.      Pandangan filsafat tentang elemen das wollen, das sein dan das sollen

a.       Das Wollen (keinginan) adalah hasrat, kehendak individu terhadap segala sesuatu yang dibutuhkan seseorang dalam rangka memenuhi kehidupannya.
b.      Das sein (kenyataan) merupakan peristiwa konkret yang terjadi. Dalam hal ini, kenyataan juga disebut fakta (Arofah,2014). Fakta adalah segala sesuatu yang ada didunia yang bisa membuat suatu pernyataan benar atau salah (Kriyantono,2014). Das sein juga merupakan perwujudan dari das sollen.
c.       das sollen adalah segala sesuatu yang mengharuskan untuk berpikir dan bersikap. Das sollen merupakan kaidah dan norma serta kenyataan normatif yang seharusnya dilakukan (Arofah,2014). Dapat diartikan bahwa da sollen adalah sesuatu yang diinginkan atau diharapkan.

Ø  Cara agar ilmu komunikasi bisa mencapai elemen tersebut
Dalam mewujudkan elemen-elemen tersebut maka melalui  perumusan pedoman operasional sebagai landasan perilaku (misalnya kode etik). Disamping itu, dibutuhkan kajian yang secara kritis terhadap pedoman tersebut serta terus menerus mengkaji secara kritis pedoman tersebut dan segala proses komunikasi yang terjadi (etika/filsafat moral), dengan menanyakan apakah segala pedoman dan proses komunikasi yang saat ini terjadi telah mengarah kepada kondisi ideal? Pada akhirnya diharapkan kondisi ideal dapat terwujud dan menjadi kenyataan (Kriyantono, 2014).

Ø  Contoh : Seorang praktisi public relations perusahaan yang ingin mempertahankan citra baik peruhaan melakukan surve dengan tidak meninggalkan kode etik serta pedoman sebagai public relations kepada karyawan dan klien perusahaan serta masyarakat sekitar perusahaan terkait pandangan mereka terhadap perusahaan. Dari surve tersebut bisa diambil langkah-langsah serta tindakan yang harus diperbaiki, ditingkatkan maupun dihilangkan. Dengan demikian antara karyawan dan klien perusahaan serta masyarakat sekitar perusahaan terjadi keharmonisan dan tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan maupun terjadi kesalahpahaman diantara pihak tersebut.

Ø  Pada Saat ini, komunikasi belum sepenuhnya mengarah kepada terwujudnya das sollen dimasyarakat. Karena masih banyak praktisi-praktisi komunikasi yang menyalahgunakan keahliannya. Banyak media penyiaran yang melanggar undang-undang penyiaran seperti halnya melakukan kampanye hitam. Seperti dalam teori komunikasi massa, bahwa (Pearce, 2009 dikutip dari Fajar & Rahmiati,n.d) media massa memiliki efek begitu besar untuk memberikan dampak kepada audien. Hal ini berpotensi menimbulkan perpecahan dan permusuhan dalam masyarakat.
Banyak radio dan televisi ilegal yang beroprasi tanpa mendapat perijinan, dalam hal ini KPI juga belum memberikan sanksi yang tegas kepada para oknum tersebut. Selain itu masih banyak para wartawan atau jurnalis yang tidak berpegang teguh pada kode etik, seperti menyajikan suatu pemberitaan masalah kecil namun dikemas menjadi seolah-olah hal besar terjadi. Contoh : oknum TNI dan POLRI berseteru, wartawan menuliskan TNI dan POLRI bentrok. Hal ini dapat mengakibatkan perkelabatan yang besar diantara dua kubu, meskipun hanya oknum yang melakukannya.
Namun juga tak dapat dipungkiri bahwa juga terdapat harmoni dalam masyarakat seperti halnya untuk menyadarkan masyarakat tentang partisipasi untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilu, media mengemas sedemikian rupa serta semenarik mungkin konten-konten yang disajikan berkaitan dengan politik, hal ini berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu. Selain itu banyak seminar dan penyuluhan yang dilakukan oleh ahli komunikasi agar masyarakat melek media seperti halnya seminar yang diadakan oleh jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya tentang Fenomena Kontemporer Pemilu 2014.

2.      Cara ilmu komunikasi mewujudkan harmoni di masyarakat

Dalam hal ini Ilmu Komunikasi berupaya menilai pola-pola komunikasi dalam masyarakat, termasuk pendapat-pendapat umum yang merupakan refleksi dari keinginan-keinginan masyarakat. Pendapat-pendapat dalam masyarakat tersebut kemudian diarahkan pada harmonisasi. Selain itu Ilmu Komunikasi juga menilai bidang-bidang komunikasi seperti halnya media massa, public relations, periklanan. Hal ini diarahkan agar terciptanya harmoni dalam masyarakat (Kriyantono,2014).
Dalam proses komunikasi lebih mengutamakan keseimbangan serta keselarasan dalam segala aspek kehidupan. Proses Komunikasi juga berupaya untuk menepis permusuhan dalam masyarakat, baik antara individu, kelompok maupun golongan. Hal ini dilakukan untuk terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mencapai suatu keharmonisan.
Proses komunikasi yang harmonis terjadi apabila nalar pemberi simbol dan penerima simbol terdapat salig pengertian, saling menyuruh menuju masyarakat harmoni (Kriyantono,2014).

3.      Fungsi pedoman perilaku bagi pencinta ilmu komunikasi

Pedoman perilaku dapat membantu melakukan komunikasi dengan menetapkan prinsip etika yang mendasari pernyataan nilai-nilai individu dan cara individu untuk melakukan komunikasi. Selain itu pedoman perilaku juga berfungsi memberikan panduan tentang cara menerapkan prinsip serta etika dalam berkomunikasi (Royce,2013).
Pencinta komunikasi tetap atau mampu berkomitmen untuk menjalankan kode etik yang dimilikinya. Hal ini dilakukan untuk tercapai sebuah keselarasan dalam berkomunikasi. Fungsi lain dari pedoman perilaku bagi pencinta komunikasi adalah sebagai kontrol diri agar tidak berbuat melampaui batas atau melanggar kode etik dalam berkomunikasi. Serta berperilaku sesuai denga Pancasila sebagai falsafah hidup.
Untuk terus menyelidiki bagaimana peserta komunikasi menggunakan proses komunikasi (Produksi, proses, dan pengaruh system tanda/ objek formal),faktor-faktor apa saja dalam masyarakat yang harus diperhatikan oleh mereka, dan bagaimana faktor-faktor itu memengaruhi dan dipengaruhi proses komunikasi, agar harmoni tidak terganggu atau agar dapat mendekati kondisi ideal (Kriyantono,2014).

4.      Proses komunikasi yang membentuk wajah dunia komunikasi

Dalam proses komunikasiterdapat objek formal dan objek material yang menjadi landasan produksi, proses dan pengaruh sistem tanda yang disampaikan baik verbal maupun non verbal. Proses penyampaian pesan melalui beberapa komponen yaitu who, say what, in which channel, to whom, dan with what effect.
Terdapat konteks-konteks komunikasi dalam penyampaian pesan yaitu komunikasi intrapribadi, antarpribadi, publik, organisasi dan massa. Agar pesan tersampaikan dengan efektif dari komunikator kepada komunikan dibutuhkan kesamaan dalam mengartikan makna yang terkandung dalam pesan tersebut. Apabila terjadi ketidaksamaan dalam mengartikan makna, maka akan terjadi kealahpahaman dalam komunikasi. Dari konteks-konteks tersebut melahirkan bidang-bidang dalam komunikasi diantaranya komunikasi bisnis, public relations, pers, komunikasi pemasaran dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu keharmonisan dalam ranah komunikasi.
Selain itu komunikasi antar budaya juga turut mewarnai dunia komunikasi. Dengan perbedaan budaya, dapat memberikan pelajaran tentang pentingnya memiliki rasa saling menghargai, toleransi dan bangga terhadap budaya sendiri. Perbedaan kebudayaan dalam komunikasi bukan berarti tidak bisa bersatu, akan tetapi meskipun berbeda tetap dapat berjalan berdampingan yang melahirkan keharmonisan dalam ranah komunikasi.


Ø  Elemen komunikasi dalam menggapai harmoni
Objek Formal  ilmu komunikasi adalah segala produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda dalam kehidupan manusia. Mencakup fenomena komunikasi dan pernyataan antarmanusia (Kriyantono,2014). Sedangkan objek material adalah komponen yang berada dalam ilmu komunikasi.
Dalam komunikasi terdapat berbagai komponen yaitu :
-          Unsur sumber (Who) merangsang pertanyaan mengenai pengendali peasan (misalnya oleh “penjaga gerbang”),
-          unsur pesan (say what) merupakan bahan untuk analisis isi.
-          Saluran komunikasi (in which channel) dikaji dalam analisi media.
-          Unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak,
-          sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan (Mulyana,2008,h.148).

Terdapat konteks-kontes dalam komunikasi :
-          Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri,
-          Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.
-          Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu.
-          Komunikasi organisasi 9organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal.
-          Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,televisi), biaya relatih mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen (Mulyana,2008,h.80-83).

Selain itu, komunikasi antar budaya turut mewarnai ranah komunikasi. Komunikasi antar budaya dapat diartikan interaksi, pertukaran simbol yang dilakukan oleh individu-individu yang berbeda kebudayaan. Dengan mempelajari budaya lain secara perlahan, individu dapat memahami pesan yang disampaikan oleh lawan komunikasinya yang berbeda kebudayaan. Dengn demikian terciptalah keharmonisan dalam ranah komunikasi.

5.      Sifat filsafati yang harus dimiliki ilmuwan komunikasi dan contoh dalam kehidupan sehari-hari :

Ø  Menjunjung tinggi mutu profesi (Kriyantono,2014).
Dalam hal ini seorang ilmuwan komunikasi harus berpegang pada objek yang bersifat ilmiah dan masyarakat yang menjunjung nilai-nilai pancasila atau dalam kata lain menjunjung kebenaran. Selain itu, ilmuwan komunikasi tidak boleh mementingkan diri sendiri maupun golongan. Yang dilakukan adalah mengabdi kepada masyarakat sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
Contoh : Ketika masyarakat diterpa oleh berita dari media resah seperti halnya kampanye hitam pada saat menjelang pemilu. Hal ini dapat berpotensi untuk memecahbelah masyarakat, karena konstruksi serta konten yang disajikan oleh media dapat mempengaruhi opini publik. Sikap yang harus dilakukan adalah memberikan penjelasan kepada masyarakat agar jeli dalam menanggapi informasi yang disajikan oleh media, dalam hal ini diharapkan masyarakat melek media. Meskipun individu mempunyai keterpihakan, dalam memberikan penjelasan terhadap masyarakat haruslah secara objektivitas demi terciptanya keutuhan dan kesadaran masyarakat.

Ø  Meneliti perkembangan Ilmu Komunikasi, karena ilmu bersifat tentatif dan tidak bersifat dogmatis disesuaikan dengan sifat dinamis manusia (Kriyantono,2014).
Dengan sifat Ilmu Komunikasi yang demikian, yaitu selalu berkembang setiap saat dan bukanlah ilmu yang pasif, diharapkan para ilmuwan komunikasi juga mengikuti perkembangan ilmu tersebut. Karena pada dasarnya ilmu komunikasi berkembang sesuai dengan perkembangan jaman dan tidak dapat dihindari.
Contoh : Pada jaman dahulu media televisi, koran dan radia merupakan sarana utama orang mendapatkan informasi. Namun seiring perkembangan jaman terlahirlah  New Media yaitun Internet, dalam interner individu bebas mengakses informasi apa saja yang diinginkan dimanapun dan kapanpun tanpa terbatas ruang dan waktu.

Ø  Empati (toleran) terhadap ilmu yang lain, dan tidak marasa superior (Kriyantono,2014).
Seorang ilmuwan komunikasi harus mempunyai rasa toleransi terhadap ilmu lain, yaitu tidak menganggap bahwa ilmu komunikasi merupakan lebih baik daripada ilmu yang lain. Pada dasarnya ilmu komunikasi juga memiliki kekurangan serta kelebihan.
Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena persoalan atau konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural (Mulyana,2008,h.126).
Contoh : Ketika orang tua berkomunikasi dengan anaknya kerap terjadi kegagalan, seperti halnya nasehat tidak didengarkan, perintah tidak dipatuhi. Dalam hal ini ilmu komunikasi mencoba untuk menganalisis apa penyebabnya kemudian berusaha untuk mencari solusi permasalahan tersebut, apakah dengan perbaikan komunikasi atau yang lain?. Namun demikian, bukan berarti dapat menyelesaikan sebuah permasalahan jika kegagalan disebabkan kondisi psikologis anak, maka yang lebih tepat adalah ilmu psikologi yang digunakan untuk memecahkan masalah. Atau menggabungkan kedua elemen tersebut diantara psikologi dan komunikasi.

Ø  Menghindari penyalahgunaan keilmuannya untuk kepentingan pribadi dan golongan yang merugikan masyarakat sehingga menjauh dari bentuk ideal falsafah Pancasila (Kriyantono,2014).
Jika seorang ilmuwan komunikasi menyalahgunaan keilmuannya sehingga merugikan masyarakat, maka mustahil kondisi ideal dari falsafah Pancasila dalam masyarakat terwujud. Hal yang dilakukan ilmuwan komunikasi adalah memanfaatkan keilmuwan yang dimiliki demi kesejahteraan masyarakat.
       Contoh : Seorang jurnalis dalam menyajikan sebuah berita harus berdasarkan fakta terjadi, mendapatkan sumber informasi tidak hanya pada satu sumber, melainkan banyak sumber yang akurat. Tidak memutar balikkan fakta ataupun merekayasa suatu perkara, karena produk brita yang dihasilkan seorang jurnalis dikonsumsi masyarakat. Apabila terjadi penyalahgunaan maka berpotensi menyesatkan masyarakat serta menciptakan opini publik yang salah atau tidak seharusnya.

Ø  Selalu berpijak pada tuntutan menuju harmoni. Setiap langkah kita selalu dilandasi keinginan mencapai kondisi ideal tersebut (Kriyantono,2014).
Dalam setiap perilaku dalam menggunakan keilmuwan yang dimiliki oleh seorang ilmuwan komunikasi, tidak terlepas dari kode etik serta mengesampingkan kepentingan individu atau golongan. Akan tetapi lebih mengedepankan kepentingan masyarakat luas demi tercapainya kondisi ideal yang harmoni dalam masyarakat.
Contoh : Seorang wartawan menyajikan informasi kepada masyarakat dengan cepat dan akurat agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar terkait suatu fenomena. Dalam penulisan serta penyampaian berita menggunakan serta berpegang teguh pada kode etik dan kaidah-kaidah yang berlaku guna mencapai kondisi ideal dalam masyarakat yaitu berita tidak membuat masyarakat resah dengan pernyataan atau informasi yang salah.

6.      Sebab berpikir disebut sebagai dasar komunikasi harmoni

Semua ilmu pengetahuan berasal dan terbangun melalui berpikir, namun tidak hanya berpikir begitu saja. Untuk menjadikan pemikiran manusia sebagai ilmu pengetahuan dibutuhkan riset untuk memastikan benar atau salah pemikiran tersebut, melalui riset atau penelitian dapat disimpulkan benar atau salah sebuah pemikiran tersebut dan sebagai ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan merupakan produk dari pemikiran. Melalui proses berpikir manusia menemukan gagasan, ide dengan ontologi, epistimologi dan aksiologi. Termasuk dalam membangun komunikasi yang harmoni antar individu. Karena pada dasarnya untuk mencapai komunikasi yang harmoni dibutuhkan gagasan dan cara yang berangkat dari produk pemikiran manusia yaitu ilmu pengetahuan.

7.      Produk-produk media yang tidak menuju harmoni

    Jika produk media menimbulkan fitnah, rasa curiga, stereotipe negatif, dan merendahkan martabat kemanusiaan melalui, misalnya, acara olok- mengolok atau melecehkan kekurangan fisik maka media telah menjauhkan objek formal ilmu dari harmoni (Kriyantono,2014). Hal ini sangat bertolak belakang dari fungsi media sebagaai pelopor untuk menuju harmoni dalam kehidupan.

Ø  Contoh : Pada media Televisi
   Pada saat mendekati pilpres 2014 media televisi bergejolak dalam rangka menjadi sarana kampanye bagi para parpol. Dalam hal ini, terjadi saling olok mengolok dan saling menjatuhkan satu sama lain. Diketahui bahwa terdapat dua golongan yang mencapreskan diri yaitu dari Prabowo dan Jokowi. Jika ANTV dalam pemilu tersebut mendukung Prabowo, maka Metro TV memberikan dukungannya kepada Jokowi.
    Kedua stasiun televisi dinilai begitu tampak dalam melakukan dukungan dan pembelaannya. Diketahui pada suatu acara di ANTV membahas tentang segala kelemahan dari sebelahnya, begitu juga sebaliknya hal yang sama juga dilakukan oleh Metro Tv. Akibat dari penayangan acara tersebut menimbulkan gejolak dari masyarakat. Masyarakat tidak terima jika capres pilihannya diperolok melalu tayangan ditelevisi.
   Contohnya adalah setelah tayangan tersebut usai ditayangkan salah satu stasiun televisi didatangi oleh masyarakat, mereka meminta pertanggungjawaban serta permohonan maaf dari stasiun televisi yang bersangkutan.
     Sangat Ironis sekali jika media yang seharusnya berfungsi untuk menyatukan masyarakat justru berbanding terbalik. Media sebagai ajang olok mengolok, menjatuhkan dan menindas satu sama lain. Jika hal ini terus terjadi terlebih pada saat pemilu, maka akan terjadi ketidak harmonisan dalam masyarakat. Karena bagi masyarakat kurang melek terhadap media mereka langsung menanggapi secara mentah-mentah informasi dari media tersebut.

8.      Penerapan 3 kriteria kebenaran dalam praktik :

a.    Jurnalistik yaitu dalam proses mencari, menulis dan menyebarkan berita.
Ø  Kebenaran Korespondensi / Empiris
                              Dalam proses mencari berita seorang jurnalis harus mengumpulkan serta mendapatkan banyak informasi tentang topik yang ditulisnya. Dengan melakukan wawancara tidak hanya dengan salah satu pihak melainkan beberapa pihak yang bersangkutan. Kemedian menghubungkan antara hasil wawancara satu dengan yang untuk memperoleh kebenaran dari suatu fenomena yang akan ditulis kemudian dipublukasikan.


Ø  Kebenaran Koherensi / Logis
                              Dalam menggali informasi, seorang jurnalis melakukan wawancara kepada berbagai pihak. Jika hasil wawancara satu, dua dan tiga sama, maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang didapatkan adalah kebenaran.
Ø  Kebenaran Pragmatis / Etis
                              Dalam proses mencari, menulis dan menyebarkan berita seorang jurnalis harus memperhatikan kaidah-kaidah serta kode etik yang berlaku untuk tercapainya sebuah berita yang bersifat benar, tidak menyimpang serta dapat dipertanggungjawaabkan.

b.      Public relations, yaitu dalam menyusun program kampanye

Ø Kebenaran Korespondensi / Empiris
            Dalam menyajikan informasi yang akan disajikan dalam kampanye seorang Public Relations harus memperhatikan konten dan konteks yang akan dia hadapi. Informasi yang disajikan harus berhubungan dengan objek yang akan dikampanyekan dan tidak boleh menyompang.
            Contoh : Jika kampanye untuk kemenangan partai Hanura, maka informasi yang disajikan terkait partai tersebut, tidak terlalu melebih-lebihkan, berhubungan dan tidak menyimpang.
Ø Kebenaran Koherensi / Logis
            Dimanapun tempat kampanye antara tempat satu dengan tempat yang lainnya dalam menyampaikan informasi harus konsisten. Jika satu tempat informasi yang disajikan A,B dan C maka informasi yang disajikan ditempat lainnya juga harus sama.
Ø Kebenaran Pragmatis / Etis
            Dalam menyusun program kampanye harus memperhatikan aturan-aturan yang berlaku agar tidak terjadi penyimpangan atau permasalahan.
            Contoh : Menjatuhkan nama baik lawan agar kalah bersaing. Hal ini akan mengakibatkan permusuhan pihak satu dengan lainnya. Jika seorang praktisi PR memperhatikan serta menerapkan aturan yang berlaku, maka hal tersebut bisa dihindari.

c.       Komunikasi pemasaran, yaitu dalam strategi periklanan.

Ø Kebenaran Korespondensi / Empiris
            Sebelum melakukan strategi pemasaran yaitu dengan periklanan, harus diperhatikan iklan apa yang sesuai untuk produk yang akan diiklankan. Mencari referensi atau sumber-sumber agar iklan yang disajikan dapat dikemas semenarik mungkin dan berhasil. Iklan harus berhubungan dengan produk tersebut serta jika seseorang mengetahui iklan tersebut dapat memahami isi konten yang disajikan. Selain itu, tidak ada salahnya jika melakukan surve terlebih dahulu tentang media yang kerap digunakan oleh masyarakat dalam memperoleh informasi. Hal ini berfungsi agar iklan dapat tersebar dengan baik dan diketahui oleh masyarakat.
Ø Kebenaran Koherensi / Logis
            Dalam menyajikan iklan harus memperhatikan konten yang harus ditampilkan. Isi iklan harus sesuai dengan produk yang dipromosikan serta tidak menyompang dari produk tersebut. Jika tidak sesuai dengan produk yang diiklankan, maka dapat berpotensi untuk terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan sebuah iklan oleh audiens.
Ø Kebenaran Pragmatis / Etis
            Apabila media yang digunakan dalam periklanan tepat serta konten yang disajikan menarik serta tidak menyimpang dari suatu produk, maka yaitu audiens akan tertarik kepada iklan tersebut dan mengkonsumsi produk yang diiklankan. Hal ini sangat menguntungkan perusahaan, karena produk yang dihasilkan dapat diterima oleh masyarakat atau audiens.


DAFTAR PUSTAKA

Mulyana,Deddy.(2008).Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya       

Fajar,D.P & Rahmiati,D.(2014).Pertemuan ke 1:Perkuliahan (powerpoint slides) teks terpublikasikan,Universitas Brawijaya,Kediri,Indonesia

Kriyantono,Rachmat.(2014).Pertemuan ke 4: Perkuliahan (powerpoint slides) teks terpublikasikan,Universitas Brawijaya,Kediri,Indonesia

Arofah,N.(2014).Manusia dan Harapan yang Bersifat Das Sein dan Das Sollen-ISDB. Diakses pada 9 Nopember 2014 dari http://anikarofah.blogspot.com/2014/04/manusia-dan-harapan-yang-bersifat-das.html

Royce,Rolls.(20130.Pedoman Perilaku. Diakses pada 9 Nopember 2014 dari http://www.rolls-royce.com/Images/016068_RR_GCoC_ID_low-res_tcm92-29885.pdf

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Orasi tentang Nasionalisasi Aset Bangsa

Aplikasi Teori Encroachment dalam Praktik dan Penelitian Public Relations