Dampak Media Sosial dalam Masyarakat



PSIKOLOGI KOMUNIKASI
Dampak Media Sosial dalam Masyarakat
Analisis Keterkaitan Teori Psikologi Komunikasi dalam Facebook

Dosen Pengampu : Sri Handayani S.Pd, M.Ikom

OLEH:

Siti Noer Tyas Tuti                                               135120218113004
Laksmi Kirana Mutya                                          135120218113015
Arga Anggriawan                                                 135120207113012
Dymas Nico A.                                                    115120207113006
Daniel Dewantara                                                135120218113017
M.Faisal                                                               135120207113023

Disusun :
Untuk melengkapi nilai Ujian Akhir Semester 2



 







FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Program Studi : Ilmu Komunikasi
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan punilasan makalah yang berjudul “Dampak Media Sosial dalam Masyarakat –Analisis Keterkaitan Teori Psikologi Komunikasi dalam Facebook” ini untuk memenuhi  nilai Ulangan Akhir Semester 2 Psikologi Komunikasi dengan baik dan tepat waktu.
Ucapan terimakassih kami sampaikan kepada :
-          Dosen pengampu kami Ibu Sri Handaya S.Pd., M. Ikom
-          Orang tua yang telah memberi dukungan kepada kami baik moral dan material
-          Teman – teman kelompok yang telah berusaha untuk menyelesaikan tugas ini
-          Semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan tugas ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran  yang membangun kami nantikan dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa ilmu komunikasi dan bagi pembaca pada umumnya.



Kediri, 02 juli 2014


   
                                                                                                                                Penyusun



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Pada era globalisasi ini mayoritas orang mempunyai account di media sosial. Seperti facebook, twitter, instagram, path dan masih banyak lagi. Pengguna Internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang, dari angka tersebut 95% menggunakan internet untuk mengakses jejaring social (Media Pewarta Teknologi Informasi Indonesia, 2013). Menurut Selamatta Sembiring, jejaring sosial yang sering diakses masyarakat Indonesia yaitu Facebook dan Twitter,  sehingga Indonesia mendapatkan peringkat ke Empat pengguna internet terbesar setelah USA, Brasil, dan India  (Media Pewarta Teknologi Informasi Indonesia, 2013).
Uraian tersebut dapat membawa dampak positif serta negatif bagi masyarakat Indonesia. Banyak penelitian yang mengungkapkan berbagai dampak negatif dan positif bagi penggunanya. Secara umum dampak negatif dari media sosial antara lain menimbulkan efek ketergantungan. Secara tidak langsung kita dituntut untuk meluangkan waktu yang lebih, bahkan terkadang kita bisa menghabiskan waktu serta menimbulkan rawan pencurian data pribadi dengan adanya hacker.
Selain itu terdapat dampak positif antara lain memudahkan pengguna membentuk jaringan sosial. Misalnya, bisa berinteraksi dengan teman lama yang jauh atau teman yang saat ini tanpa ada batasan jarak dan waktu, meskipun tidak bertatap muka secara langsung. Bahkan kita dapat berinteraksi dengan orang yang belum pernah berjumpa namun dipertemukan pada jejaring sosial.  Selain itu media sosial dapat digenakan untuk mempromosikan barang yang dijual atau bidang jasa lainnya dan lain sebagainya.
Menurut Dir Reskrimsus Subdit Mondev unit cybercrime Polda Jatim, tahun 2012 hingga bulan Mei tercatat 15 kasus di Jatim. Ke-15 kasus itu yang paling menonjol adalah kasus penipuan belanja online dan penghinaan melalui sosial media Facebook (FB). Sementara kasus lainnya berupa kesusilaan, pengancaman serta hacker (Khariri, 2013).
Tak ada yang salah memang jika orang Indonesia konsumtif terhadap jejaring sosial. Yang menjadi problem adalah perubahan gaya komunikasi dan karakter masyarakat yang berkembang ke arah narsis dan alay, bukan komunikasi yang edukatif dan informatif.  Kini jejaring sosial lebih menjadi suatu media/alat untuk mencari popularitas dan eksistensi belaka.
Berbagai status dan twit alay menghiasi timeline setiap waktu. Mulai dari yang penting sampai yang sama sekali tidak penting. Diskusi-diskusi di forum online dengan komentar-komentar sarkastik juga kerap menghiasi jejaring sosial. Kalimat-kalimat satir pun bertebaran bebas di sosial media bahkan kadang mengundang kontroversi.
Ada satu fenomena unik yang bisa diamati disini, yaitu kebebasan berbicara. Mereka yang di dunia nyata takut berpendapat seakan mendapat ruang untuk berekspresi lewat jejaring sosial. Tapi di sisi lain, karena terlalu bebasnya berekspresi sampai-sampai orang lupa etika berpendapat. Kata-kata bullying tak jarang muncul menghiasi kolom komentar di sebuah forum online. Tanpa basa-basi dan memperhitungkan dampak negatif dari pendapat sarkastik tersebut.
Entah karena kreatif atau apa, orang Indonesia juga banyak yang memanfaatkan jejaring sosial untuk berbisnis seperti jualan dan promosi online. Pemanfaatan target pasar yang efektif bagi para penjual melihat maraknya penggunaan jejaring sosial di Indonesia.
Indonesia memang terkenal dengan keramahannya. Masyarakat kita juga masyarakat yang gemar menjalin komunikasi. Meskipun begitu, sosial media yang merupakan hal baru dan menarik untuk dijadikan alat komunikasi, bukan berarti kita lantas hanya sibuk dengan jejaring sosial belaka. Masih banyak fungsi internet selain untuk mengakses jejaring sosial. Banyak situs edukatif yang bisa diakses seperti anglo-link.com, paseban.com, kaskus.co.id, dsb.
Fenomena lain yaitu berubahnya orientasi media massa, terlebih media massa online seperti detik.com, kompas.com, dan sebagainya . Situs yang kita percaya sebagai situs informatif yang memberi berita-berita faktual dan riil, kini lebih condong ke arah infotainment. Dimana berita yang disajikan lebih banyak hoax dan tidak begitu mementingkan akurasi informasi. Arah pemberitaannya bukan lagi untuk memberi informasi yang akurat tapi lebih pada bisnis. Content itu urusan kedua (Analisis Fenomena Komunikasi Sosial Media di Indonesia, 2014).
Berdasarkan uraian diatas, Maka kami tertarik untuk mengkaji fenomena yang terkait dengan media sosial terutama facebook karena banyak sekali dampak yang terjadi di masyarakat, baik positif maupun dampak negatif.
1.2         Rumusan Masalah
1.2.1             Apa saja teori dalam Psikologi Komunikasi yang berkaitan dengan fenomena ini?
1.2.2             Bagaimana kaitan fenomena dengan teori Psikologi Komunikasi yang ada?
1.3         Tujuan
1.3.1             Mengetahui teori Psikologi Komunkasi yang berkaitan dengan fenomena dalam Media Sosial.
1.3.2             Menganalisis Fenomena yang ada dengan mengaitkan teori dalam Ranah Psikologi Komunikasi.
1.3.3             Mengerti dan paham tentang penerapan teori Psikologi Komunikasi dalam Media Sosial..


BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1  Triat Theory
            Triat adalah suatu karakteristik yang membedakan indvidu satu dengan individu yang lain. Seseorang memprediksikan orang lain berdasarkan sifatnya terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan saat berkomunikasi seseorang itu sangat bergantung pada sifatnya. Terdapat lima teori dalam triat theory, yakni:
A.    Conversational  Narcissism
 Teori ini menjelaskan kecintaan seseorang pada dirinya sendiri. Ada kecenderungan seseorang pada dirinya untuk berorientasi pada diri sendiri. Komunikator cenderung menonjolkan dirinya sebagai pihak yang paling penting, sehingga ia ingin orang lain membicarakan tentang dirinya.
B.     Argumentativeness
Adanya kecenderungan komunikator untuk melibatkan dirinya dalam topik percakapan. Keterlibatan komunikator dimaksudkan untuk menyamakan pandangan orang lain agar seperti  pemikirannya dan membantah keyakinan yang oposisi.
C.    Social and Communicative Anxiety
Dalam berkomunikasi, seseorang pasti akan  menemukan suatu kecemasan. Hal ini normal, namun apabila terjadi kecemasan yang berlebihan akan menimbulkan masalah personal yang serius.
2.2 Sistem Komunikasi Intrapersonal
1.        Sensasi
Tahap paling awal dalam penerimaan informasi ialah sensasi. Hal yang pertama dari tahap sensasi ialah progress menangkap stimuli, memanfaatkan alat indera, kemudian alat indera mengubah informasi menjadi impuls saraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak.
2.        Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek,peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan . dapat disimpulkan bahwa ersepsi merupakan proses memberikan makna atas sensasi sehingga manusia memperoleh pengalaman baru.

3.        Memori
Memori adalah system yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves, 1976).

2.3  Sistem Komunikasi Interpersonal
A.    Konsep diri
Ialah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita . Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologis, sosial dan fisis.
B.     Atraksi interpersonal
Dengan bahasa sederhana, ini berarti, dengan mengetahui siapa tertarik kepada siapa atau siapa menghindari siapa , kita dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi.
C.    Hubungan interpersonal
Ialah dimana ketika kita berkomunikasi, bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.





BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Triat Theory
A.  Conversational  Narcissism
Analisis hubungan teori dengan penerapan di Media Sosial Facebook
Pada media sosial terutama facebook, banyak orang yang me-update  status-status yang tidak jelas. Bahkan ada juga yang setiap kali melakukan pekerjaan kemudian me-update sedang apa dia sekarang. Selain itu banyak status-status yang tentang curhatan pengguna media sosial. Maka media sosial sebagai sarana untuk bercurhat.
Pada saat itu pula mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan simpati dari teman-teman yang ada dimedia sosial. Seperti pada facebook,  ketika seseorang mengunggah status maka dia berharap untuk mendapatkan banyak “jempol/like” dan banyak komentar atau tanggapan dari teman-temannya. Orang yang berlebihan dalam me-update status biasanya disebut dengan kaum “Alay”.
Contoh :
·           “Ketemu dy lagi.... aduh senengnya!!!!”. Beberapa menit kemudian “yah..... ternyata dy udah punya pacar.. L. Satu jam kemudian “Main basket bareng temen2 bwt menghibur diri lah....”.

·         “Sbel dech... hari ni gue diledekin ma temen2 gue, gara2 gue telat masuk kls. Mana dosennya galak lagie, kena semprot dech. Anjir....”.

B.  Argumentativeness
Analisis hubungan teori dengan penerapan di Media Sosial Facebook
Pada saat diskusi dalam grup media sosial  facebook,  orang cenderung untuk mengikuti percakapan yang terjadi. Apabila terdapat perbedaan pendapat atau pandangan, orang tersebut akan mencoba untuk menyamakan pandangan yang lain sehingga sama dengan pandangan dia. Dengan cara mengomentari dan lain sebagainya.
Hal lain yang dilakukan adalah, ketika ada teman menggunggah status di facebook. Apabila tidak setuju atau tidak sependapat dengan status tersebut, maka orang akan mengomentari.
Contoh :
·      Ketika seseorang me-update status
“Lma2 BT terus2an dirumah. Msak tiap hari dimarahin trs ama bokap.... L
·      Komentar dari teman
“seharusx lu koreksi diri donk.... mungkin lu nya aj yg salah. Bokap tu marahin krn dia sayank kellloooouuus....!!!!”
C.  Social and Communicative Anxiety
Analisis hubungan teori dengan penerapan di Media Sosial Facebook

Ketika di facebook banyak orang yang berani berbicara, mengomentari status secara frontal. Bahkan pada saat di sosial media orang tersebut bisa dibilang cukup asyik. Namun pada dunia yang sebenarnya, apabila dalam berdiskusi tidak berani megemukakan pendapat. Orang tersebut cenderung pasif.         
Hal lain yang menarik adalah ketika seseorang me-upload foto di facebook, namun foto tersebut hasil rekayasa editan foto seperti photoshop, camera 360, xiu-xiu dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut tidak berani untuk mengunggkapkan atau menunjukkan dirinya yang sebenarnya.


Contoh :
 









Untuk menutupi kekurangannya, orang ini menggunakan manipulasi photoshop agar terlihat lebih muda. Apabila diunggah di FB, akan menipu orang yang melihat.

3.2  Sistem Komunikasi Intrapersonal
Analisis hubungan teori dengan penerapan di Media Sosial Facebook
1.         Sensasi
Pada saat seseorang ingin berkenalan dengan lainnya di facebook, maka dia cenderung  ingin berkenalan dengan orang yang foto profilnya bagus. Seperti diterangkan diatas, orang bisa tertipu dengan tampilan foto yang dimanipulasi.
2.         Persepsi
Ketika ingin melihat baik atau buruknya seseorang di facebook, maka kita akan melihat melalui profil picture nya. Dari hal itu dapat dipersepsikan baik dan buruk orang tersebut.  Dari segi penampilan maupun latar belakang. Meskipun kenyataan tidak sesuai dengan yang ditampilkan di media sosial.
3.         Memori
Jika dalam impression management seseorang di facebook mengesankan, baik ketika dalam chat, tampilan profil dan lain sebagainya. Maka kita akan cenderung melanjutkan komunikasi dengan orang tersebut.

3.3  Sistem Komunikasi Interpersonal
A.    Konsep diri
Ketika seseorang me update status di facebook, namun tidak atau sedikit yang merespon (like and coment), maka orang tersebut akan menilai bahwa dirinya bukanlah orang yang menarik. Atau hal yang di ungkapkan di media sosial tidak merebut simpati dari.
B.     Atraksi interpersonal
Pada saat seseorang ber chating an dengan teman di facebook, temannya menanggapi dengan cuek. Maka orang tersebut akan menghindar dan mengakhiri percakapan. Selain itu, jika seseorang sudah tidak tertarik dengan orang lain, maka akan menghindari percakapan misalnya dengan sikap yang “cuek”.
Contoh :
X         : Hay..... girl!!!
Y         : Hallo!
X         : Asli mana nich non.....!
Y         : Surabaya
X         : Masih belajar atau kerja non.....???
Y         : Kerja
X         : (Malas balas)

C.    Hubungan interpersonal
Ketika seseorang asyik mengobrol dengan temannya di facebook, meskipun belum pernah bertemu didunia nyata, orang tersebut merasa dekat dengan lawan bicaranya karena mereka merasa ada kecocokan dalam berbicara. Maka pada suatu ketika orang tersebut akan menjalin hubungan yang lebih lanjut dengan ingin bertemu langsung.



BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, dimedia sosial terutama  facebook memiliki pengaruh yang besar terhadap penggunanya. Baik dalam cara berkomunikasi, impression management, dan membangun citra di media sosial. Namun yang ada di facebook tidak semua sesuai dengan kenyataan. Banyak manipulasi yang dilakukan dimedia sosial untuk membangun persepsi orang terhadap dirinya.


DAFTAR PUSTAKA
Modul Psikologi Komunikasi Universitas Brawijaya

Rakhmat, Jalaludin.(2011). Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosda Karya


Prakosa, Adi. (2007). Pengertian Komunikasi Kelompok. Dari

 


 



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILSAFAT DAN ETIKA KOMUNIKASI Pemikian dalam kehidupan

Naskah Orasi tentang Nasionalisasi Aset Bangsa

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI analisis film “The KING’S SPEECH”